15/06/09

Daily Steals! Deal of the Day Site

Daily Steals! Deal of the Day Site

Shared via AddThis

BISNIS ONLINE MENGUNTUNGKAN....!!!!!

anyak cara menjadi jutawan dengan mengikuti bisnis di internet. Namun seberapa cepatkah bisnis yang mereka geluti bisa menghasilkan jutaan rupiah dalam waktu singkat. Kami mengajak anda untuk mau maju dan berhasil bersama kami dengan menerapkan sebuah system ampuh yang sudah teruji mampu menghasilkan uang jutaan rupiah dengan: – TIDAK perlu…BAYAR ALIAS GRATIS…

DAFTAR SEGERA http://www.exvortex.com/?exv=ni_fy87

Miracle

Kisah ini terjadi di beijing Cina … seorang gadis bernama Yo Yi Mei
….memiliki cinta terpendam terhadap teman karibnya di masa sekolah …namun
ia
tidak pernah mengungkapkannya …Ia hanya selalu menyimpan di dlm hati
berharap temannya bisa mengetahuinya sendiri …tapi sayang temannya tak
pernah mengetahuinya ..hanya menganggapnya sebagai sahabat ..tak lebih …
suatu hari … Yo Yi Mei
mendengar bahwa sahabatnya akan segera menikah

hatinya sesak …tapi ia tersenyum " aku harap kau bahagia "
….sepanjang hari
Yo Yi mei bersedih …ia menjadi tidak ada semangat hidup …. Tapi dia selalu
mendoakan kebahagiaan sahabatnya …
12 Juli 1994 sahabatnya memberikan contoh undangan pernikahannya yg akan
segera dicetak kepada Yi mei …ia berharap Yi Mei akan datang
…sahabatnya

melihat Yi Mei yang menjadi sangat kurus dan tidak ceria bertanya " apa yg
terjadi dengamu , kau ada masalah ??? , Yi mei tersenyum semanis
mungkin…"
kau salah lihat ..aku tak punya masalah apa – apa …wah contoh undanganya
bagus .. tapi aku lebih setuju jika kau pilih warna merah muda lebih lembut
…" Ia mengomentari rencana undangan sahabatnya .. sahabatnya tersenyum
"
oh

ya …ummm aku kan menggantinya … , terimakasih atas sarannya …. Mei ...aku
harus pegi menemui calon istriku hari ini kami ada rencana melihat2
perabotan rumah … daah " Yi Mei tersenyum … melambaikan tangan .. Ia
pulang
dengan hati yg sakit sangat sakit ….
18 Juli 1994 ...Yi Mei terbaring di rumah sakit … Ia mengalami koma , Yi Mei
mengidap kanker darah stadium akhir … ,
kecil harapan Yi Mei untuk hidup

…semua organnya yg berfungsi hanya pendengaran , dan otaknya …yg lain bisa
dikatakan "mati " dan semuanya memiliki alat bantu … , hanya
muzizat yg bisa
menyembuhkannya …sahabatnya setiap hari menjenguknya … menunggunya
…bahkan
ia menunda pernikahannya ..baginya ..Yi Mei adalah tamu penting dlm
pernikahannya …, keluaga Yi Mei sendiri setuju
memberikan "suntik Mati

"
untuk Yi Mei ..krn tak tahan melihat penderitaan Yi Mei …
10 Desember 1994 …semua keluarga setuju besok 11 Desember 1994 Yi Mei akan
disuntik mati ..dan semua sudah ikhlas … hanya sahabat Yi Mei yg mohon
diberi kesempatan … berbicara yg terakhir …… sahabatnya menatap Yi Mei yg
dulu selalu bersama …. Ia mendekat berbisik … di telinga Yi Mei
" Mei apa
kau ingat waktu kita mencari belalang , menangkap kupu2….. ?

kau
tahu ..aku tak pernah lupa hal itu , dan apa kau ingat waktu disekolah waktu
kita dihukum bersama gara2 kita datang terlambat ….kita langganan kena hukum
ya ?apa kau ingat juga waktu aku mengejekmu ..kau terjatuh di lumpur saat
kau ikut lomba lari,kau marah dan mendorongku hingga akupun kotor ?apakah
kau ingat aku selalu mengerjakan PR di rumahmu ? aku tak pernah melupakan
hal itu … , Mei .. aku ingin kau sembuh … aku ingin kau bisa tersenyum
seperti dulu …aku sangat suka lesung pipitmu yg manis … kau tega
meninggalkan sahabatmu ini ??? tanpa sadar sahabat Yi Mei menangis , air
matanya menetes membasahi wajah yi Mei …. " Mei ..kau tau ..kau sangat
berarti untukku …aku tak setuju kau disuntik mati , rasanya aku ingin
membawamu kabur dari rumah sakit ini … aku ingin kau hidup ……, kau tau
kenapa ??? krn aku sangat mencintaimu …aku takut mengungkapkan padamu ,
takut kau menolakku ……meskipun aku tau kau tidak mencintaiku … aku tetap
ingin kau hidup …. Aku ingin kau hidup .. …, Mei tolonglah …. Dengarkan
aku
Mei … bangunlah …. !! sahabatnya menangis …… ia menggengam kuat tangan
Yi
Mei …aku ..selalu berdoa Mei ..aku harap Tuhan berikan keajaiban buatku ..Yi
Mei sembuh ..sembuh total ..aku percaya …. Bahkan kau tau aku puasa … agar
doaku semakin didengar Tuhan …. "
" Mei aku tak kuat besok melihat pemakamanmu ..kau jahat …kau sudah tak
mencintaiku sekarang kau mau pergi …. Aku sangat mencintaimu … aku menikah
hanya ingin membuat dirimu tidak lagi dibayang-bayangi diriku sehingga ..kau
bisa mencari pria yg selalu kau impikan …hanya itu Mei … seandainya saja
kau
bilang kau mencintaiku ..aku akan membatalkan pernikahanku ..aku tak peduli
…tapi itu tak mungkin …kau bahkan mau pergi dariku ..sebagai sahabat ...,
sahabat Yi mei mengecup pelan dahi Yi Mei ….ia berbisik .." aku sayang
kamu
, aku mencintaimu .." suaranya terdengar parau krn tangisan … …
Dan apa yg terjadi …it's amazing .."CINTA " bisa menyembuhkan
segalanya ,
7

jam setelah itu ..dokter menemukan tanda2 kehidupan dalam diri Yi Mei …jari
tangan Yi Mei bisa bergerak , jantungnya , paru2nya , organ tubuhnya bekerja
…..sungguh sebuah keajaiban , pihak medis menghubungi keluarga Yi Mei..dan
memberitahukan keajaiban yg terjadi ….dan sebuah muzizat lagi … masa koma
lewat ….pada tgl 11 Des 1994
14 Des 1994 Saat Yi Mei bisa membuka mata dan berbicara ..sahabatnya ada
disana …ia memeluk Yi Mei menagis bahagia ….. , dokter sangat kagum akan
keajaiban yg terjadi …. ,
" aku senang kau bisa bangun ..kau sahabatku terbaik …. "
sahabatnya memeluk
erat Yi Mei ….
Yi Mei tersenyum …. " kau yg memintaku bangun ..kau bilang kau
mencintaiku
..taukah kau ….aku selalu mendengar kata-kata itu …aku berpikir aku
harus

berjuang ..untuk hidup "
"Lei …aku mohon jangan tinggalkan aku ya ..aku sangat mencintaimu
….."
Lei memeluk Yi Mei …….. " aku sangat mencintaimu juga " …
17 Februari 1995 ..Yi Mei & Lei menikah ......, hidup bahagia ..dan sampai
dengan saat ini pasangan ini memiliki 1 orang anak laki – laki yg telah
berusia 14 tahun ….

Kisah ini sempat gempar di Beijing

Love Story

PEREMPUAN YG DICINTAI SUAMIKU

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.
Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.
Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.
Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.
Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.
Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.
Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.
Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.
Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.
Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara ria ngnya,
” Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya, ” lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !
Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.
Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku.. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.
Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.
Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta , aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.
Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, ” Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?”
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,
Dear Meisha,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.
Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.
Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu.. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.
yours,
Mario
Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.
Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.
Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.
Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.
Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.
**********
Setahun kemudian…
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.
Mario, suamiku…..
Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak p ria , telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku……
Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.
Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, ” kenapa, Rima ? Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku ?”
Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.
Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.
Istrimu,
Rima”
Di surat yang lain,
“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha……”
Disurat yang kesekian,
“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.
Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berte ria k jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya……..”
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
Disurat terakhir, pagi ini…
“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.
Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.
Tahukah engkau suamiku,
Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………”
Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
” Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat kece ria an diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……” Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.
Dear Meisha,
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?
Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….
Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.

Puisi

Cinta Putih

Ada bayang yang tak pernah pergi
Ada nama yang s’lalu mendiami
serta seutas wajah yang menerangi
Pada hati…bangkitkan semangat diri
tuk lalui hari-hari

Meski kutau bagiku takkan mungkin lagi ada dirimu
Tetap saja kubiarkan engkau mendiami seluruh taman asa
di antara kuntum bunga mawar yang pernah ada diantara kita
Merekah indah diantara ‘harap dan nyata’

Ada keyakinan yang tak terbeli
Oleh ribuan hari-hari penantian hati
Susuri hidup… walau tertatih seorang diri
dan kau tetap disana, diami sudut paling sunyi
dan suci…

Cintaku Tiada Akhir Untukmu

Percayalah padaku
Penantianmu tidak sia-sia
Keabadian rindu akan segera sirna
Dan aku akan datang memeluk hatimu
Tunggulah, aku pasti datang
Mengobati kerinduanmu yang penuh air mata

Kita kan bersama kembali
Menghitung bintang-bintang di langit
Menyuarakan kebahagiaan dan cinta
Aku akan tetap bersamamu

Percayalah padaku
Aku pasti akan datang
Meski melewati mimpi demi mimpi semu
Tapi hatiku akan terus mencarimu
Hanya saja jarak dan waktu begitu panjang dan jauh
Membuat perpisahan getir kita jadi sangat lama

Aku tak sabar lagi meraih tanganmu
Menyongsong pelukanmu
Aku merindukanmu, Kekasihku..

Meski tahun-tahun telah berganti
Dan rambutku pun telah memutih
Bulan dan bintang tetap ada
Menjadi saksi tentang janjiku padamu
Aku pasti datang memenuhi rindu ini

Walau zaman pun tak sama lagi
Dan aku bukan yang dulu lagi
Hatiku tetap sama
Aku kan menepati janjiku padamu
Aku pasti kembali padamu
Hatiku terus meronta ingin bersamamu

Hanya kaulah kekasih abadiku
Cintaku padamu kan tetap ada
Hingga selama-lamanya takkan sirna
Cintaku tiada akhir untukmu
Misteri penantianmu pun tak sia-sia..

Penantianku Tiada Kan Pernah Berakhir

Seperti lautan, luasnya dunia
Di mana ku harus mencarimu?
Hatiku berkata kau di sana
Tapi perasaanku tak percaya
Kau hilang bagai ditelan bumi
Di surga pun kau tak ada
Ke mana lagi bisa ku temukan dirimu?
Aku sungguh rindu kamu..

Hari telah senja
Langkahku pun mulai lemah
Mencarimu hingga menembus mimpi pun tak ketemu
Sering kali ku bertanya pada cinta
Di manakah kau berada?
Percuma, cinta tak bisa bicara

Hingga zaman pun berganti
Aku terus menunggumu di sini
Berharap kau ingat aku dan kembali
Rambutku tlah memutih
Tak sanggup lagi mencarimu
Berharap di musim semi, panas, gugur, dan dingin
Berharap tanpa balas ke manakah kau pergi?
Aku ingin menemuimu sekali lagi
Ingin katakan, bahwa aku mencintaimu
Semoga kau mendengarku dalam mimpi pun tak apa
Dalam hidup dan matiku.. kan tetap mencintaimu, kan tetap menunggumu
Hingga bumi tak lagi berputar
Empat musim tak lagi berganti
Siang malam tak bisa dibedakan
Dan semua benda menjadi sirna
Aku kan tetap di sini
Berdiri tegak dengan penuh cinta
Menantimu kembali..
Menunggumu pulang..
Aku mencintaimu..

Aku Menangisi Kepergianmu

Kau mengatakan selamat tinggal
Aku begitu sedih
Tak tau lagi bagaimana hadapi hari esok
Bila tanpamu di sisiku
Aku merasa telah jatuh
Tanpa bisa merangkak naik lagi
Aku baru menyadari, bahwa aku begitu membutuhkanmu
Aku sangat bergantung padamu

Kau memaksaku membiarkanmu pergi
Memaksaku melepasmu yang takkan kembali lagi
Aku tau kesedihanmu
Tapi, kenapa kau harus meninggalkanku dan cintaku di sini?
Yang baru bersemi, mendadak layu dan mau mati

Apa yang harus ku lakukan?
Agar kau kembali lagi padaku
Sungguh ku tak tau
Tak mampu lewati hari tanpamu
Tanpa kehangatan, dan kelembutan cintamu

Aku menangis
Diam-diam dalam hati
Aku menangis dalam hati
Aku putus asa
Karna ku tau, ku tak kan pernah merasakan hembusan nafas cintamu lagi
Aku menangis
Karna kau tak lagi di sini bersamaku
Karna ku kan kesepian tanpamu
Aku menangis putus asa
Karna ku tau, ku tak kan pernah merasakan hembusan nafas cintamu lagi

Seandainya ku bisa mengulang waktu
Seandainya aku bisa membawamu kembali padaku
Seandainya aku bisa hilangkan luka dan penderitaanmu
Kan ku lakukan apapun untuk membuatmu menyadari, bahwa kau masih mencintaiku..

Kau dan Aku

Aku tak bisa mengendalikan diriku
Karena kau, Sayang..
Aku tak bisa mengendalikan diriku
Ketika kau menatapku seperti itu
Ada sesuatu di matamu
Dan itu mengungkapkan segalanya
Aku bukan anak kecil lagi
Hidup telah membuka jalan
Menuju kehidupan yang sebenarnya

Aku tak bisa mengendalikan diriku
Ketika ku dekat denganmu, Sayang
Aku tak bisa mengendalikan diriku
Jangan tatap aku seperti itu
Ada sesuatu di matamu
Itulah cinta pada pandangan pertama
Seperti bunga bermekaran
Ketahuilah, ada banyak rahasia dalam hidup ini..

Itu semua tertulis dalam garis hidupmu
Itu tertulis di dalam hatimu

Kau dan aku memiliki impian
Untuk menemukan cinta pada tempatnya
Di mana kita bisa menyembunyikannya
Kau dan aku hanya berencana
Saling mencintai..
Kini, esok, dan seterusnya

Di Mana Pun Ku Berada

Sampai pukul tujuh di tempat yang sibuk
Tak ada waktu untuk menelponmu
Berlanjut hingga pukul delapan di Restoran Cina
Lalu kembali ke hotel lagi

Aku menelponmu begitu ada waktu
Aku ingin kau datang padaku
Malam tanpamu seperti tersesat dalam mimpi
Aku tak bisa mengatakan cinta padamu

Di mana pun ku berada
Selalu merindukanmu
Aku akan segera kembali padamu lagi

Di pagi yang lain
Di tempat yang lain
Hari berjalan terasa lambat
Tapi di setiap kota yang ku lalui
Membawakan kenanganku kembali padamu

Di Bawah Satu Matahari

Aku melihat pagi
Yang diawali letusan senjata api
Dihujani peluru
Mendengar teriakannya
Melihat dia jatuh
Tak ada yang menangis
Aku melihat seorang ibu
Dia berdoa untuk anak lelakinya
Membawanya pulang
Membiarkannya hidup
Jangan sampai dia mati

Pernahkan kau bertanya pada dirimu sendiri
Adakah surga di langit?
Mengapa kita tak bisa meraihnya?

Kita ini hidup di bawah satu matahari
Kita berjalan di bawah satu bulan
Tapi mengapa kita tidak bisa hidup berdampingan?

Aku melihat malam yang memudarkan bayangan satu per satu
Kami melihat anak-anak domba
Termakan kepuasan
Aku melihat anak-anak
Anak-anak mentari
Bagaimana mereka menangis
Bagaimana mereka hancur
Bagaimana mereka mati

Kadang aku berpikir
Aku mulai gila
Kita kehilangan semua yang kita miliki
Dan tak ada satu pun yang peduli
Tapi dalam hatiku terus meronta
Kita harus kembali bangkit
Dan membawa dunia kita pada satu cinta

Dan segalanya sungguh parah
Bila memang ada surga di atas kita
Pasti kita bisa menggunakan cinta yang sama

Karena kita hidup di bawah langit yang sama
Kita semua melihat pada bintang yang sama
Tapi mengapa kita tidak bisa hidup berdampingan?

Masih Mencintaimu

Waktu..
Ini butuh waktu
Tuk memenangkan cintamu lagi
Aku akan ada di sana
Cinta..
Hanya cinta
Yang bisa membawamu kembali suatu saat nanti
Aku akan ada di sana

Aku kan bertarung, Sayang
Untuk memenangkan cintamu lagi
Aku akan ada di sana
Cinta..
Hanya cinta
Yang bisa merobohkan dinding itu suatu saat nanti
AKu akan ada di sana

Bila kita bersama lagi
Dan memulainya dari awal
Aku akan merubah
Segala yang bisa membunuh cinta kita
Tapi kenanganmu telah membangun dinding yang begitu kokoh
Sehingga aku tak bisa melaluinya
Sungguhkah tidak ada kesempatan?
Untuk memulai kembali
Aku masih mencintaimu

Cobalah, Sayang..
Percayalah pada cintaku lagi
Aku akan ada di sana
Cinta..
Hanya cinta
Yang tak seharusnya terbuang
Aku akan ada di sana

Memang, aku telah melukaimu
Aku tau itu
Apakah kau akan tetap bertahan?
Seharusnya kau memberiku kesempatan
Untuk membuktikan
Aku masih mencintaimu

Jodoh di Hari Tua

Masihkah kau ingat padaku?
Seperti aku yang selalu mengingatmu
Waktu memang sudah lama berubah
Zaman pun tak lagi sama
Tapi ketahuilah, aku masih seperti dulu
Di dalam lubuk hatiku yang terdalam
Masih tersimpan rapi cintaku untukmu
Hanya aku dan Tuhan yang tau

Puluhan tahun berpisah
Menempuh jalan masing-masing
Akhirnya bertemu kembali
Dalam suasana yang tentu berbeda
Lihatlah aku..
Rambutku tlah putih beruban
Wajahku kering keriput
Langkahku yang lemah tertahan
Tapi hatiku masih kuat tuk mencintaimu
Untuk merindukanmu
Diriku kini telah tua renta
Tapi hatiku tetap berjiwa muda
Karena menyimpan ribuan kenangan atas cinta kita berdua

Dan engkau pun telah banyak berubah
Kita sudah sama-sama tua
Namun bukan berarti aku kan diam saja
Aku ingin mengutarakan ribuan kata cintaku padamu
Sayangnya, air mataku membuat suaraku tertahan

Tuhan!
Aku sungguh berterimakasih padaMu
Engkau pertemukan kembali
Dua hati yang terpisah oleh jarak dan waktu
Jika ini memang jodoh di hari tua kami
Jangan pisahkan kammi lagi
Izinkan kami bersama kembali
Menghabiskan sisa waktu yang sudah tinggal beberapa detik ini..

“puisi ini dipersembahkan untuk Kakek Kang Man Bok dan Nenek Jung Shi Yeon di North Jeolla, South Korea, yang sudah lebih dari 60 tahun berpisah.. dan kini bertemu kembali, dan merajut kembali benang-benang cinta mereka yang sempat tertunda..”

Mencintaimu

Aku bukanlah sebuah pulau tanpa pepohonan
Aku bukanlah seorang yang tanpa harapan
Dalam setiap do’aku
Memohon pada Langit
Tentang keabadian cinta kita

Aku bukanlah hujan tanpa mendung
Aku bukanlah seorang tanpa keinginan
Yang aku takutkan adalah
Kehilangan cintamu
Di saat ku begitu mencintaimu

Bila dunia haruslah berakhir
Bila waktu haruslah berhenti
Aku tak peduli apapun
Asalkan tetap bersamamu
Mencintaimu kan menguatkan hatiku

Aku hanyalah perahu yang butuh ombak
Aku hanyalah seorang yang memiliki ambisi
Ambisi tuk mencintaimu
Setulus hatiku
Seluruh tenagaku tercurah untuk mencintaimu

Aku hanyalah nelayan yang butu ikan
Aku hanyalah seorang yang membutuhkanmu
Membutuhkan cintamu untuk terus hidup
Tetap tersenyum dan tertawa
Tanpamu hanya ada penderitaan tiada akhir
Dan merana tanpa henti

Bersamamu
Aku tak takut api membakar tubuhku
Aku tak takut ribuan belati menghujam dadaku
Yang ku takut hanyalah
Berpisah tanpamu tanpa bertemu kembali

Mencintaimu..
Membuatku meluapakan duka yang mendalam
Membuatku ingin terus hidup
Memiliki ribuan harapan dan impian
Selama bersamamu ku kan selalu mencintaimu..

Ku Takut Jatuh Cinta Padamu, Tapi Ku Tlah Jatuh Cinta Padamu

Taukah kau..
Selama ku bersamamu
Tak pernah sekali pun
Ku berani menatap matamu sedalam itu
Dan ku tak berani
Membiarkanmu membelai rambutku sehalus itu
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Ku selalu mencoba dan terus mencoba
Untuk tetap bertahan

Taukah kau..
Selama ku bersamamu
Tak pernah sekali pun
Ku mengajakmu menghitung bintang di langit
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Dan ku tak berani
Mengajakmu memandang bulan di malam hari
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Ku selalu mencoba dan terus mencoba
Untuk tetap bertahan

Taukah kau..
Selama ku bersamamu
Tak pernah sekali pun
Aku membiarkan diriku berlama-lama dalam pelukanmu
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Dan ku tak berani
Membiarkanmu menggenggam erat tanganku
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Ku selalu mencoba dan terus mencoba
Untuk tetap bertahan

Tapi kini..
Ketika kau memintaku menatapmu
Sambil membelai rambutku
Ketika kau mengajakku menghitung bintang-bintang di langit
Dan memandangi rembulan malam ini
Ketika kau memelukku lama
Juga menggenggam erat tanganku
Sungguh ku tak mampu lagi bertahan
Taukah kau..
Ku tlah jatuh cinta padamu

Saat pagi ku tak melihatmu
Ada rindu tertinggal dalam hatiku
Saat siang memikirkanmu
Ada rindu terselip di celah ruang hatiku
Saat sore menyambut kedatanganmu
Ada rindu menusuk kalbuku
Saat malam memimpikanmu
Aku rindu kepadamu
Sungguh, ku tlah jatuh cinta padamu

Dalam rindu, ku berkata
Tak mungkin ku jatuh cinta padamu
Pada langit, ku berseru
Mana mungkin ku jatuh cinta padamu
Menjelang kepergianmu, ku bertanya
Apakah mungkin ku jatuh cinta padamu?
Sungguh ku tak percaya
Ku tlah jatuh cinta padamu

Kerinduan membuatku tau
Langit pun menjelaskan padaku
Kepergianmu menyadarkanku
Bahwa aku memang jatuh cinta padamu

Tapi ku takut..
Semua hanya mimpi
Dan sesungguhnya..
Ku memang mencintaimu
Jangan sampai..
Kau membuatku terluka..

Sungguh, ku tlah..
Tak mampu bertahan..

Ada Sesuatu Yang Tersimpan dalam Mata dan Hatiku

Dalam sentuhan lembut jemari rindu
Aku tengadahkan kepalaku
Semburat cahaya jingga menerangi mimpiku
Dan ku lihat kau duduk termangu di samping asaku
Tapi, aku tak bisa menggapaimu

Suara alunan desir rindu
Memecah keheningan malamku
Menggaduh, mengusik kesunyian anganku
Tanpa ku sadari air mataku berlinang
Dengarlah batinku memanggil namamu

Aku melihatmu menatap ku lewat mimpi
Apa yang kau lihat?
Mataku?
Kau temukan apa?
Jangan katakan kau tlah menemukannya
Secercah rindu yang selama ini ku pendam
Tak berani ku tunjukkan

Atau kau melihat yang lain?
Hatiku?
Aku tak mau kau lihat yang ini
Jangan.. biar aku simpan sendiri
Karena ku tak sanggup melihat kecewamu

Oh.. kau meneukannya?
Kau sudah tau?
Lupakan saja!
Kau tak perlu tau!
Pergilah!

Maafkan aku..
Cinta lama yang tlah usang
Kini kembali bersemu
Memang indah menggoda
Tapi menyakitkanku
Karena aku sadar..
Meski rinduku mampu mendatangkanmu dalam mimpiku
Namun cintaku tak akan pernah mampu
Tuk membuatmu tau betapa beratnya perjuanganku
Menutup rapat rahasia cintaku yang luar biasa ini

Cinta, Harga Diri, dan Kematian” | “Semenjak Kehilanganmu”

Hujan turun ke bumi
Langit ikut menangisi hatiku
Yang pedih dan merana
Semenjak badai merengkuhmu dan cintaku
Semenjak petir dan gemuruh meluluhlantakkan kebahagiaanku dan dirimu
Semenjak itulah hari-hariku suram dan tak menentu

Api membakar seluruh tubuhku
Tapi ku tak merasakan panas
Angin meniup kencang, menyerbu pertahanan hidup
Tapi ku sama sekali tak roboh
Salju menumpuk mengubur tubuh telanjangku dalam-dalam
Tapi sedikit pun ku tak merasa kedinginan
Semenjak kehilanganmu dan cintamu
Aku seolah mati rasa
Juga kehilangan semangat hidup
Kapankah ajal hendak merengkuhku
Kematian terasa lebih baik
Dari pada harus hidup tanpamu
Lebih baik pergi ke surga tuk melupakanmu

Memelukmu dalam mimpi saja tak bisa
Apalagi mengharap kau kembali padaku
Haruskah ku mengemis pada Tuhan
Gemuruh ombak takkan pernah berhenti
Silih berganti petir bernyanyi
Guntur menggelegar mentertawakanku
Ke manakah harus ku cari
Harga diriku lenyap demi cintamu
Betapa tak tau malunya diriku
Kau sudah tak mau, tapi ku tetap memaksa

Bila musim dingin selamanya bersalju
Mungkin hatimu akan terus membeku
Entah kapan musim semi akan datang
Hatiku sudah lama mengerang
Memaksamu mencintai aku lagi
Aku tak lagi kenal harga diri

Bila hatimu telah mencair
Ingatlah aku yang tak punya malu
Mencintaimu dan melupakan harga diri
Mungkin saja, saat itu aku sudah mati

Bukan Lagi Punuk Yang Rindu Bulan

Hari ini begitu indah
Aku melihat burung terbang dan berkicau
Sangat merdu dan aku menikmatinya
Kini ada kau di sisiku
Tak perlu merisaukan apapun

Kan ku daki gunung tertinggi
Mengabarkan pada seluruh alam
Bahwa aku begitu bahagia
Telah menjadi kekasihmu
Yang tak kan pernah kau tinggalkan..

Wahai Alam!
Ibundanya semesta
Kau dan anak-anakmu kan melihat
Kan menjadi saksi
Bahwa aku akan selalu mencintainya seumur hidupku

Oh, Mentari.. sang raja menguasai semesta
Jagalah cinta ini
Dengan kehangatan cahayamu
Jangan biarkan kegelapan meredupkannya
Aku cinta dia.. sepanjang hidupku

Pepohonan.. bunga-bunga.. rerumputan..
Para hewan di hutan dan di jalanan
Para buah-buahan dan sayuran
Kalian yang sedang tumbuh di bawah bintang-bintang malam
Saksikanlah kisah cinta yang baru bergulir di antara kami
Begitu indah dan menyentuh hati
Membuat kalian jadi terharu

Dan, oh Bulan..!
Aku bukan lagu punuk yang merindukanmu
Harapan dan mimpiku
Telah terwujud berkat kehadiranmu
Aku mencintainya..
Begitu mencintainya..

Aku Tau Kau Mencintaiku

Kau tak berani menatapku
Karena ku tau
Kau mencintai diriku
Kau tak berani memelukku
Karna ku tau
Kau mencintai diriku
Kau tak berani menerimaku
Karna ku tau
Kau mencintai diriku
Tak perlu kau sembunyikan
Terlihat jelas dari raut wajahmu
Ketika kau tersenyum
Ketika kau tertawa
Ketika kau menangis
Hanya untukku…

Dalam hatimu ada aku
Dalam pikiranmu pun ada aku
Dalam matamu ada aku
Dalam mimpimu pun ada aku
Akui saja..
Tak perlu kau tutupi
Karna ku tau
Kau mencintai diriku
Tak perlu kau pendam sendiri
Katakan saja kau mencintai diriku
Aku tau itu.. kau mencintaiku

Tak peduli ke mana pun kau pergi
Di hatimu kau merindukanku
Tak peduli di mana pun kau berada
Di hatimu kau merindukanku
Kau tak bisa lepas dari bayangan diriku
Kau terikat dengan hatiku
Kau tak bisa lupa padaku
Aku tau itu..
Kau mencintai diriku
Akui saja..
Mari kita memulainya
Tak usah malu..
Hanya ada kau dan aku…