15/06/09

Puisi

Cinta Putih

Ada bayang yang tak pernah pergi
Ada nama yang s’lalu mendiami
serta seutas wajah yang menerangi
Pada hati…bangkitkan semangat diri
tuk lalui hari-hari

Meski kutau bagiku takkan mungkin lagi ada dirimu
Tetap saja kubiarkan engkau mendiami seluruh taman asa
di antara kuntum bunga mawar yang pernah ada diantara kita
Merekah indah diantara ‘harap dan nyata’

Ada keyakinan yang tak terbeli
Oleh ribuan hari-hari penantian hati
Susuri hidup… walau tertatih seorang diri
dan kau tetap disana, diami sudut paling sunyi
dan suci…

Cintaku Tiada Akhir Untukmu

Percayalah padaku
Penantianmu tidak sia-sia
Keabadian rindu akan segera sirna
Dan aku akan datang memeluk hatimu
Tunggulah, aku pasti datang
Mengobati kerinduanmu yang penuh air mata

Kita kan bersama kembali
Menghitung bintang-bintang di langit
Menyuarakan kebahagiaan dan cinta
Aku akan tetap bersamamu

Percayalah padaku
Aku pasti akan datang
Meski melewati mimpi demi mimpi semu
Tapi hatiku akan terus mencarimu
Hanya saja jarak dan waktu begitu panjang dan jauh
Membuat perpisahan getir kita jadi sangat lama

Aku tak sabar lagi meraih tanganmu
Menyongsong pelukanmu
Aku merindukanmu, Kekasihku..

Meski tahun-tahun telah berganti
Dan rambutku pun telah memutih
Bulan dan bintang tetap ada
Menjadi saksi tentang janjiku padamu
Aku pasti datang memenuhi rindu ini

Walau zaman pun tak sama lagi
Dan aku bukan yang dulu lagi
Hatiku tetap sama
Aku kan menepati janjiku padamu
Aku pasti kembali padamu
Hatiku terus meronta ingin bersamamu

Hanya kaulah kekasih abadiku
Cintaku padamu kan tetap ada
Hingga selama-lamanya takkan sirna
Cintaku tiada akhir untukmu
Misteri penantianmu pun tak sia-sia..

Penantianku Tiada Kan Pernah Berakhir

Seperti lautan, luasnya dunia
Di mana ku harus mencarimu?
Hatiku berkata kau di sana
Tapi perasaanku tak percaya
Kau hilang bagai ditelan bumi
Di surga pun kau tak ada
Ke mana lagi bisa ku temukan dirimu?
Aku sungguh rindu kamu..

Hari telah senja
Langkahku pun mulai lemah
Mencarimu hingga menembus mimpi pun tak ketemu
Sering kali ku bertanya pada cinta
Di manakah kau berada?
Percuma, cinta tak bisa bicara

Hingga zaman pun berganti
Aku terus menunggumu di sini
Berharap kau ingat aku dan kembali
Rambutku tlah memutih
Tak sanggup lagi mencarimu
Berharap di musim semi, panas, gugur, dan dingin
Berharap tanpa balas ke manakah kau pergi?
Aku ingin menemuimu sekali lagi
Ingin katakan, bahwa aku mencintaimu
Semoga kau mendengarku dalam mimpi pun tak apa
Dalam hidup dan matiku.. kan tetap mencintaimu, kan tetap menunggumu
Hingga bumi tak lagi berputar
Empat musim tak lagi berganti
Siang malam tak bisa dibedakan
Dan semua benda menjadi sirna
Aku kan tetap di sini
Berdiri tegak dengan penuh cinta
Menantimu kembali..
Menunggumu pulang..
Aku mencintaimu..

Aku Menangisi Kepergianmu

Kau mengatakan selamat tinggal
Aku begitu sedih
Tak tau lagi bagaimana hadapi hari esok
Bila tanpamu di sisiku
Aku merasa telah jatuh
Tanpa bisa merangkak naik lagi
Aku baru menyadari, bahwa aku begitu membutuhkanmu
Aku sangat bergantung padamu

Kau memaksaku membiarkanmu pergi
Memaksaku melepasmu yang takkan kembali lagi
Aku tau kesedihanmu
Tapi, kenapa kau harus meninggalkanku dan cintaku di sini?
Yang baru bersemi, mendadak layu dan mau mati

Apa yang harus ku lakukan?
Agar kau kembali lagi padaku
Sungguh ku tak tau
Tak mampu lewati hari tanpamu
Tanpa kehangatan, dan kelembutan cintamu

Aku menangis
Diam-diam dalam hati
Aku menangis dalam hati
Aku putus asa
Karna ku tau, ku tak kan pernah merasakan hembusan nafas cintamu lagi
Aku menangis
Karna kau tak lagi di sini bersamaku
Karna ku kan kesepian tanpamu
Aku menangis putus asa
Karna ku tau, ku tak kan pernah merasakan hembusan nafas cintamu lagi

Seandainya ku bisa mengulang waktu
Seandainya aku bisa membawamu kembali padaku
Seandainya aku bisa hilangkan luka dan penderitaanmu
Kan ku lakukan apapun untuk membuatmu menyadari, bahwa kau masih mencintaiku..

Kau dan Aku

Aku tak bisa mengendalikan diriku
Karena kau, Sayang..
Aku tak bisa mengendalikan diriku
Ketika kau menatapku seperti itu
Ada sesuatu di matamu
Dan itu mengungkapkan segalanya
Aku bukan anak kecil lagi
Hidup telah membuka jalan
Menuju kehidupan yang sebenarnya

Aku tak bisa mengendalikan diriku
Ketika ku dekat denganmu, Sayang
Aku tak bisa mengendalikan diriku
Jangan tatap aku seperti itu
Ada sesuatu di matamu
Itulah cinta pada pandangan pertama
Seperti bunga bermekaran
Ketahuilah, ada banyak rahasia dalam hidup ini..

Itu semua tertulis dalam garis hidupmu
Itu tertulis di dalam hatimu

Kau dan aku memiliki impian
Untuk menemukan cinta pada tempatnya
Di mana kita bisa menyembunyikannya
Kau dan aku hanya berencana
Saling mencintai..
Kini, esok, dan seterusnya

Di Mana Pun Ku Berada

Sampai pukul tujuh di tempat yang sibuk
Tak ada waktu untuk menelponmu
Berlanjut hingga pukul delapan di Restoran Cina
Lalu kembali ke hotel lagi

Aku menelponmu begitu ada waktu
Aku ingin kau datang padaku
Malam tanpamu seperti tersesat dalam mimpi
Aku tak bisa mengatakan cinta padamu

Di mana pun ku berada
Selalu merindukanmu
Aku akan segera kembali padamu lagi

Di pagi yang lain
Di tempat yang lain
Hari berjalan terasa lambat
Tapi di setiap kota yang ku lalui
Membawakan kenanganku kembali padamu

Di Bawah Satu Matahari

Aku melihat pagi
Yang diawali letusan senjata api
Dihujani peluru
Mendengar teriakannya
Melihat dia jatuh
Tak ada yang menangis
Aku melihat seorang ibu
Dia berdoa untuk anak lelakinya
Membawanya pulang
Membiarkannya hidup
Jangan sampai dia mati

Pernahkan kau bertanya pada dirimu sendiri
Adakah surga di langit?
Mengapa kita tak bisa meraihnya?

Kita ini hidup di bawah satu matahari
Kita berjalan di bawah satu bulan
Tapi mengapa kita tidak bisa hidup berdampingan?

Aku melihat malam yang memudarkan bayangan satu per satu
Kami melihat anak-anak domba
Termakan kepuasan
Aku melihat anak-anak
Anak-anak mentari
Bagaimana mereka menangis
Bagaimana mereka hancur
Bagaimana mereka mati

Kadang aku berpikir
Aku mulai gila
Kita kehilangan semua yang kita miliki
Dan tak ada satu pun yang peduli
Tapi dalam hatiku terus meronta
Kita harus kembali bangkit
Dan membawa dunia kita pada satu cinta

Dan segalanya sungguh parah
Bila memang ada surga di atas kita
Pasti kita bisa menggunakan cinta yang sama

Karena kita hidup di bawah langit yang sama
Kita semua melihat pada bintang yang sama
Tapi mengapa kita tidak bisa hidup berdampingan?

Masih Mencintaimu

Waktu..
Ini butuh waktu
Tuk memenangkan cintamu lagi
Aku akan ada di sana
Cinta..
Hanya cinta
Yang bisa membawamu kembali suatu saat nanti
Aku akan ada di sana

Aku kan bertarung, Sayang
Untuk memenangkan cintamu lagi
Aku akan ada di sana
Cinta..
Hanya cinta
Yang bisa merobohkan dinding itu suatu saat nanti
AKu akan ada di sana

Bila kita bersama lagi
Dan memulainya dari awal
Aku akan merubah
Segala yang bisa membunuh cinta kita
Tapi kenanganmu telah membangun dinding yang begitu kokoh
Sehingga aku tak bisa melaluinya
Sungguhkah tidak ada kesempatan?
Untuk memulai kembali
Aku masih mencintaimu

Cobalah, Sayang..
Percayalah pada cintaku lagi
Aku akan ada di sana
Cinta..
Hanya cinta
Yang tak seharusnya terbuang
Aku akan ada di sana

Memang, aku telah melukaimu
Aku tau itu
Apakah kau akan tetap bertahan?
Seharusnya kau memberiku kesempatan
Untuk membuktikan
Aku masih mencintaimu

Jodoh di Hari Tua

Masihkah kau ingat padaku?
Seperti aku yang selalu mengingatmu
Waktu memang sudah lama berubah
Zaman pun tak lagi sama
Tapi ketahuilah, aku masih seperti dulu
Di dalam lubuk hatiku yang terdalam
Masih tersimpan rapi cintaku untukmu
Hanya aku dan Tuhan yang tau

Puluhan tahun berpisah
Menempuh jalan masing-masing
Akhirnya bertemu kembali
Dalam suasana yang tentu berbeda
Lihatlah aku..
Rambutku tlah putih beruban
Wajahku kering keriput
Langkahku yang lemah tertahan
Tapi hatiku masih kuat tuk mencintaimu
Untuk merindukanmu
Diriku kini telah tua renta
Tapi hatiku tetap berjiwa muda
Karena menyimpan ribuan kenangan atas cinta kita berdua

Dan engkau pun telah banyak berubah
Kita sudah sama-sama tua
Namun bukan berarti aku kan diam saja
Aku ingin mengutarakan ribuan kata cintaku padamu
Sayangnya, air mataku membuat suaraku tertahan

Tuhan!
Aku sungguh berterimakasih padaMu
Engkau pertemukan kembali
Dua hati yang terpisah oleh jarak dan waktu
Jika ini memang jodoh di hari tua kami
Jangan pisahkan kammi lagi
Izinkan kami bersama kembali
Menghabiskan sisa waktu yang sudah tinggal beberapa detik ini..

“puisi ini dipersembahkan untuk Kakek Kang Man Bok dan Nenek Jung Shi Yeon di North Jeolla, South Korea, yang sudah lebih dari 60 tahun berpisah.. dan kini bertemu kembali, dan merajut kembali benang-benang cinta mereka yang sempat tertunda..”

Mencintaimu

Aku bukanlah sebuah pulau tanpa pepohonan
Aku bukanlah seorang yang tanpa harapan
Dalam setiap do’aku
Memohon pada Langit
Tentang keabadian cinta kita

Aku bukanlah hujan tanpa mendung
Aku bukanlah seorang tanpa keinginan
Yang aku takutkan adalah
Kehilangan cintamu
Di saat ku begitu mencintaimu

Bila dunia haruslah berakhir
Bila waktu haruslah berhenti
Aku tak peduli apapun
Asalkan tetap bersamamu
Mencintaimu kan menguatkan hatiku

Aku hanyalah perahu yang butuh ombak
Aku hanyalah seorang yang memiliki ambisi
Ambisi tuk mencintaimu
Setulus hatiku
Seluruh tenagaku tercurah untuk mencintaimu

Aku hanyalah nelayan yang butu ikan
Aku hanyalah seorang yang membutuhkanmu
Membutuhkan cintamu untuk terus hidup
Tetap tersenyum dan tertawa
Tanpamu hanya ada penderitaan tiada akhir
Dan merana tanpa henti

Bersamamu
Aku tak takut api membakar tubuhku
Aku tak takut ribuan belati menghujam dadaku
Yang ku takut hanyalah
Berpisah tanpamu tanpa bertemu kembali

Mencintaimu..
Membuatku meluapakan duka yang mendalam
Membuatku ingin terus hidup
Memiliki ribuan harapan dan impian
Selama bersamamu ku kan selalu mencintaimu..

Ku Takut Jatuh Cinta Padamu, Tapi Ku Tlah Jatuh Cinta Padamu

Taukah kau..
Selama ku bersamamu
Tak pernah sekali pun
Ku berani menatap matamu sedalam itu
Dan ku tak berani
Membiarkanmu membelai rambutku sehalus itu
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Ku selalu mencoba dan terus mencoba
Untuk tetap bertahan

Taukah kau..
Selama ku bersamamu
Tak pernah sekali pun
Ku mengajakmu menghitung bintang di langit
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Dan ku tak berani
Mengajakmu memandang bulan di malam hari
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Ku selalu mencoba dan terus mencoba
Untuk tetap bertahan

Taukah kau..
Selama ku bersamamu
Tak pernah sekali pun
Aku membiarkan diriku berlama-lama dalam pelukanmu
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Dan ku tak berani
Membiarkanmu menggenggam erat tanganku
Karna ku takut jatuh cinta padamu
Ku selalu mencoba dan terus mencoba
Untuk tetap bertahan

Tapi kini..
Ketika kau memintaku menatapmu
Sambil membelai rambutku
Ketika kau mengajakku menghitung bintang-bintang di langit
Dan memandangi rembulan malam ini
Ketika kau memelukku lama
Juga menggenggam erat tanganku
Sungguh ku tak mampu lagi bertahan
Taukah kau..
Ku tlah jatuh cinta padamu

Saat pagi ku tak melihatmu
Ada rindu tertinggal dalam hatiku
Saat siang memikirkanmu
Ada rindu terselip di celah ruang hatiku
Saat sore menyambut kedatanganmu
Ada rindu menusuk kalbuku
Saat malam memimpikanmu
Aku rindu kepadamu
Sungguh, ku tlah jatuh cinta padamu

Dalam rindu, ku berkata
Tak mungkin ku jatuh cinta padamu
Pada langit, ku berseru
Mana mungkin ku jatuh cinta padamu
Menjelang kepergianmu, ku bertanya
Apakah mungkin ku jatuh cinta padamu?
Sungguh ku tak percaya
Ku tlah jatuh cinta padamu

Kerinduan membuatku tau
Langit pun menjelaskan padaku
Kepergianmu menyadarkanku
Bahwa aku memang jatuh cinta padamu

Tapi ku takut..
Semua hanya mimpi
Dan sesungguhnya..
Ku memang mencintaimu
Jangan sampai..
Kau membuatku terluka..

Sungguh, ku tlah..
Tak mampu bertahan..

Ada Sesuatu Yang Tersimpan dalam Mata dan Hatiku

Dalam sentuhan lembut jemari rindu
Aku tengadahkan kepalaku
Semburat cahaya jingga menerangi mimpiku
Dan ku lihat kau duduk termangu di samping asaku
Tapi, aku tak bisa menggapaimu

Suara alunan desir rindu
Memecah keheningan malamku
Menggaduh, mengusik kesunyian anganku
Tanpa ku sadari air mataku berlinang
Dengarlah batinku memanggil namamu

Aku melihatmu menatap ku lewat mimpi
Apa yang kau lihat?
Mataku?
Kau temukan apa?
Jangan katakan kau tlah menemukannya
Secercah rindu yang selama ini ku pendam
Tak berani ku tunjukkan

Atau kau melihat yang lain?
Hatiku?
Aku tak mau kau lihat yang ini
Jangan.. biar aku simpan sendiri
Karena ku tak sanggup melihat kecewamu

Oh.. kau meneukannya?
Kau sudah tau?
Lupakan saja!
Kau tak perlu tau!
Pergilah!

Maafkan aku..
Cinta lama yang tlah usang
Kini kembali bersemu
Memang indah menggoda
Tapi menyakitkanku
Karena aku sadar..
Meski rinduku mampu mendatangkanmu dalam mimpiku
Namun cintaku tak akan pernah mampu
Tuk membuatmu tau betapa beratnya perjuanganku
Menutup rapat rahasia cintaku yang luar biasa ini

Cinta, Harga Diri, dan Kematian” | “Semenjak Kehilanganmu”

Hujan turun ke bumi
Langit ikut menangisi hatiku
Yang pedih dan merana
Semenjak badai merengkuhmu dan cintaku
Semenjak petir dan gemuruh meluluhlantakkan kebahagiaanku dan dirimu
Semenjak itulah hari-hariku suram dan tak menentu

Api membakar seluruh tubuhku
Tapi ku tak merasakan panas
Angin meniup kencang, menyerbu pertahanan hidup
Tapi ku sama sekali tak roboh
Salju menumpuk mengubur tubuh telanjangku dalam-dalam
Tapi sedikit pun ku tak merasa kedinginan
Semenjak kehilanganmu dan cintamu
Aku seolah mati rasa
Juga kehilangan semangat hidup
Kapankah ajal hendak merengkuhku
Kematian terasa lebih baik
Dari pada harus hidup tanpamu
Lebih baik pergi ke surga tuk melupakanmu

Memelukmu dalam mimpi saja tak bisa
Apalagi mengharap kau kembali padaku
Haruskah ku mengemis pada Tuhan
Gemuruh ombak takkan pernah berhenti
Silih berganti petir bernyanyi
Guntur menggelegar mentertawakanku
Ke manakah harus ku cari
Harga diriku lenyap demi cintamu
Betapa tak tau malunya diriku
Kau sudah tak mau, tapi ku tetap memaksa

Bila musim dingin selamanya bersalju
Mungkin hatimu akan terus membeku
Entah kapan musim semi akan datang
Hatiku sudah lama mengerang
Memaksamu mencintai aku lagi
Aku tak lagi kenal harga diri

Bila hatimu telah mencair
Ingatlah aku yang tak punya malu
Mencintaimu dan melupakan harga diri
Mungkin saja, saat itu aku sudah mati

Bukan Lagi Punuk Yang Rindu Bulan

Hari ini begitu indah
Aku melihat burung terbang dan berkicau
Sangat merdu dan aku menikmatinya
Kini ada kau di sisiku
Tak perlu merisaukan apapun

Kan ku daki gunung tertinggi
Mengabarkan pada seluruh alam
Bahwa aku begitu bahagia
Telah menjadi kekasihmu
Yang tak kan pernah kau tinggalkan..

Wahai Alam!
Ibundanya semesta
Kau dan anak-anakmu kan melihat
Kan menjadi saksi
Bahwa aku akan selalu mencintainya seumur hidupku

Oh, Mentari.. sang raja menguasai semesta
Jagalah cinta ini
Dengan kehangatan cahayamu
Jangan biarkan kegelapan meredupkannya
Aku cinta dia.. sepanjang hidupku

Pepohonan.. bunga-bunga.. rerumputan..
Para hewan di hutan dan di jalanan
Para buah-buahan dan sayuran
Kalian yang sedang tumbuh di bawah bintang-bintang malam
Saksikanlah kisah cinta yang baru bergulir di antara kami
Begitu indah dan menyentuh hati
Membuat kalian jadi terharu

Dan, oh Bulan..!
Aku bukan lagu punuk yang merindukanmu
Harapan dan mimpiku
Telah terwujud berkat kehadiranmu
Aku mencintainya..
Begitu mencintainya..

Aku Tau Kau Mencintaiku

Kau tak berani menatapku
Karena ku tau
Kau mencintai diriku
Kau tak berani memelukku
Karna ku tau
Kau mencintai diriku
Kau tak berani menerimaku
Karna ku tau
Kau mencintai diriku
Tak perlu kau sembunyikan
Terlihat jelas dari raut wajahmu
Ketika kau tersenyum
Ketika kau tertawa
Ketika kau menangis
Hanya untukku…

Dalam hatimu ada aku
Dalam pikiranmu pun ada aku
Dalam matamu ada aku
Dalam mimpimu pun ada aku
Akui saja..
Tak perlu kau tutupi
Karna ku tau
Kau mencintai diriku
Tak perlu kau pendam sendiri
Katakan saja kau mencintai diriku
Aku tau itu.. kau mencintaiku

Tak peduli ke mana pun kau pergi
Di hatimu kau merindukanku
Tak peduli di mana pun kau berada
Di hatimu kau merindukanku
Kau tak bisa lepas dari bayangan diriku
Kau terikat dengan hatiku
Kau tak bisa lupa padaku
Aku tau itu..
Kau mencintai diriku
Akui saja..
Mari kita memulainya
Tak usah malu..
Hanya ada kau dan aku…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar